Entri Populer

Jumat, 03 Desember 2010

PUISI: FROM IBU

Pada kala aku mengenang ibu
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih di situ
waktu berubah kasihku masih padamu.

Kesudahan hidup kematian yang pasti
pemergian yang kutangisi hingga kini
kasih sayangmu menggegar jiwa
ada tugas belum selesai
ada hajat belum tertunai
ada budi belum dibalas
bagai hutang yang belum dilunasi
terlalu banyak yang kuterima
terlalu sedikit yang sempat kuberi
kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi.
Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku di lutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kaumemujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu permata hatiku.

PUISI: untuk ibu

Ibu!
Merupakan rahmat bagi kami.
Merupakan kekuatan
Wahai,
Penyusuan,
Berdasarkan tauhid,
Kemampuan kami, memberi warna
Wahai, pemangku amanah
Di dalam nafasmu
Berhati-hatilah melalui zaman,

Minggu, 28 November 2010

CERPEN: TRAUMA WITH LOVE

Pagi itu,mentari mulai menampakkan keanggunannnya dengan cahaya yang masih lembut.Ujung dedaunanpun masi terhiasi oleh tetesan air embun.Risya sudah bersiap untuk berangkat sekolah di sekolah barunya.Ya,Risya baru saja menamatkan masa SD nya di tahun ini.Dan berarti ia sudah waktunya meneruskan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP.Dan berkah bagi Risya,ia berhasil mendapat nilai yang memuaskan.Dan ia juga diterima di salah satu sekolah favorit di daerah tempat tinggalnya.
          ”Balon udah,nama udah,topi rajut udah,hmm,semoga ga ada yang salah,”gumamnya sembari mengecek atribut mos yang harus ia gunakan.
          Ia berangkat sekolah dengan diantar oleh papanya.Sesampainya di sekolah,ia langsung mencari kelas tempatnya menjalani mos.Beruntung,teman satu SDnya satu kelas dengannya,jadi ia tidak begitu cupu di dalam kelas karena ada teman yang bisa diajaknya ngobrol.Selain itu,ada beberapa teman kenalannya yang juga sekelas dengannya.
          MOS hari pertama dilaluinya dengan lancer.Pada hari kedua,ia diharuskan meminta tanda tangan dari seluruh pengurus OSIS SMP.Lari sana,lari sini.Yah itulah yang dilakukan Risya.Pada saat ia sibuk mencari tanda tangan,ada seorang cowok menyapanya.
          “Ris,udah dapet tanda tangan berapa?”tanya Dhika.Yups,cowok tersebut bernama Dhika.Dhika merupakan teman Risya pada waktu bimbingan belajar ketika SD.
          “Eh,Dhika,ini baru dapet sedikit.Kalo misalnya malsu boleh gak ya?Hahaha,”jawab Risya dengan candaan.Risya memang tergolong anak  yang humoris.
          “Emm,,boleh juga idemu,iya sudah.Sini aku liat buku tanda tanganmu,”pinta Dhika.
          “Ini,”kata Risya sambil menyodorkan bukunya kepada Dhika.Ada kurang lebih 5 tanda tangan yang dipalsunya.Ia tidak berani banyak-banyak karena takut ketauan.Kalo ketauan kan berabe.
          Dan akhirnya penderitaan Risya berakhir.MOS telah dilaluinya,dan ia sekarang Resmi menjadi murid SMP Bina Nusantara.Di SMP ini ia berharap bisa lebih baik daripada ketika ia SD.Dan beruntung Risya mendapat 2 teman yang bisa disebut sahabat.Mereka adalah Lala dan Resti.Lala dan Resti merupakan anak yang pandai,dan itu juga yang membuat Risya senang berteman dengan mereka.Karena dapat memacu kemauan dan semangat belajarnya.
          Pada suatu hari,ada kegiatan renang yang diadain oleh bapak guru olah raga.Dan semua siswa diwajibkan datang.Nah,pada waktu itulah awal cerita cinta Risya.Pada saat renang,Lala sahabat Risya bertemu dengan Dhika.Dan ternyata Lala jatuh hati kepda Dhika pada pandangan pertama.
          Risya yang mengetahui Lala menyukai Dhika langsung semangat untuk membantunya.Risya memintakan nomor handphone Dhika,karena kebetulan Risya juga kenal baik dengan Dhika.Dhika juga sering ke kelas Risya,karena ada teman dekatnya.Jadi itu juga sangat menguntungkan Lala.Risya juga bisa menggoda mereka dengan olokan mautnya.Ya Risya memang anak yang sangat jahil.Jadi ya ga heran kalo dia heboh kalo ada temennya yang lagi kasmaran.
***
          Setelah lala lumayan dekat dengan dhika,lala patah hati karena dhika mengatakan pada lala kalau dia sudah punya pacar.lala menceritakan hal itu kepada resti,resti pun kaget karena cewek yang dimaksud dhika adalah si risya.lala pun akhirnya mengetahui bahwa dia sudah dibohongi oleh dhika.lala pun sudah tidak menyimpan perasaan lagi kepada dhika.disisi lain dari semua cerita lala resti menarik kesimpulan bahwa sepertinya dhika menyimpan perasaan kepada risya.risya pun selalu digoda oleh resti dan lala.
          Risya pun mulai dekat dengan dhika dan lambat laun risya mulai ada rasa kepada dhika.ketika risya dan dhika sudah sangat dekat dhika mengatakan hal yang tidak risya duga.dhika mengungkapkan bahwa dhika menyukai risya.walaupun risya juga suka kepada dhika tetapi risya tidak bisa menerimanya karena risya tidak boleh berpacaran oleh orang tuanya.
          Mereka pun menjalani hubungan tanpa status.setelah mereka berhubungan cukup lama,tiba-tiba risya mendengar kabar bahwa dhika berpacaran dengan riris.karena dhika sudah punya pacar risyapun memutuskan untuk tidak berhubungan dengan dhika lagi.
***
          Hanya beberapa bulan Dhika dan Riris berpacaran.Setelah dhika putus dengan riris,dhika mendekati risya lagi.hubungan mereka pun terjalin kembali.karena mereka sama-sama menjomblo merekapun jadi semakin dekat.setelah mereka berhubungan cukup lama hal yang dulu terjadi,kini terulang kembali,rasanya seperti dejavu.pagi itu risya diberi tahu resti bahwa dhika berpacaran dengan riski.riski adalah teman SD dhika dan resti.Risya merasa jatuh untuk yang ke dua kalinya.Ya,Dhika memang cinta pertama Risya,dan Dhika pula lah yang membuat Risya patah hati untuk yang pertama kalinya.
          Disaat Risya merasakan patah hati,tiba-tiba datanglah penyemangat itu.Ia adalah Radit.Karena kedatangan Radit,Risya mempunyai semangat belajar lagi.Nilai ulangannya pun berhasil meningkat.Meskipun Risya tidak begitu dekat dengan Radit,tapi Radit sangat berharga baginya.Pernah suatu hari Radit tidak masuk sekolah untuk waktu yang lama,Risya pun bertanya pada teman Radit kenapa Radit kok ga pernah masuk sekolah.Dan teman Radit itu menjawab,”mungkin dia pindah mbak”.Dan saat itu tubuh Risya langsung terasa lemas.Tetapi ternyata itu tidak benar.Risya pun kembali semangat.Setiap ia jajan ke kantin dengan teman-temannya,pasti ia menoleh ke jendela kelas yang ada di lorong.Karena disitu ia bisa melihat wajah Radit yang sangat manis menurutnya.Yaah,tapi memang Radit cuma bisa dijadikannya penyemangat,ga lebih.Karena Radit yang disukainya  itu sudah punya pacar.Memang nasib Risya kurang beruntung.Lagian jarak usia antara dirinya dan Raditpun lumayan jauh,yaitu 2 tahun lebih tua Risya.
          Ga berapa lama,Dhika putus lagi dengan pacarnya dan mendekati Risya.Risya seperti dijadikan tempat berteduh oleh Dhika.Tapi bodohnya Risya,ia meladeni Dhika kembali.Padahal Dhika lah yang selalu membuatnya sedih.Cinta memang buta,tak bisa melihat apapun di depannya.Seperti yang dialami Risya.
          Hal yang buruk kembali mendatangi Risya.Waktu itu ia sedang bepergian dengan keluarganya.Ia sms-an dengan Dhika seperti biasanya.Ketika mereka smsan Risya biasa-biasa saja.Tapi ada satu sms Dhika yang tidak ia baca sampai selesai.Setelah selesai smsan,Risya kembali membaca sms yang didapatnya dari Dhika.Karena itu sudah merupakan kebiasaan Risya,”membaca kembali inboxnya”.Dan ketika ia membaca semuanya sampai habis,ia tak kuasa menahan air matanya yang telah memenuhi kantung matanya.Butiran bening itu jatuh juga,ternyata disela-sela pesan dari Dhika,Dhika berkata kalau ia punya pacar lagi yang bernama Vena.Dan yang membuat ia merasa sangat sakit hati,Vena merupakan teman satu kelasnya yang akhir-akhir ini sangat dekat dengannya.Dan hal itu sempat membuat Vena merasa tidak enak ke Risya.Tapi Risyanya biasa aja,karena ia tahu itu bukan kesalahan Vena.Dan Risya berusaha menutupi kesedihannya di depan Vena.
          Suatu malam,Vena sms Risya.
          “Ris,kaya’nya Dhika itu masih suka kamu deh,”
          “Lho,ya gak mungkinlah.Dia kan uda jadi pacarmu.”
          “Tapi aku ngerasa dia masih suka kamu,,”
          “Udalah,jalanin aja.Gausah mikirin aku,mungkin itu Cuma perasaanmu aja,”ucap Risya.
          Keesokan harinya Risya mendengar kabar bahwa Dhika putus dengan Vena.Risya sangat kasihan kepada Vena.Ia meminta penjelasan kepada Dhika kenapa Dhika memutus Vena.
          “Heh,,kok putus??”,tulis Risya lewat sms
          ”Ia,aku udah ga tahan,terlalu dikekang,”jawab Dhika
          ”Ga kasian tuh Vena,jahat banget sih kamu,”
          ”Udalah,cinta kita bersemi kembali,yeaahhh.”
          ”Gila lo,,.”
          Tapi memang hati tak bisa berbohong,Risya memang masih sangat menyayangi Dhika.

CERPEN : Sahabatku

Matahari telah tenggelam di ufuk timur. Senja telah berganti kelam. Sang surya telah hilang dan dewi malam muncul dari balik panggungnya. Gelap telah menyelimutiku. Namun aku tetap tak beranjak dari tempat ini. Tempat yang sangat indah bagiku. Tempat yang mempunyai semua kisah dalam kehidupanku dulu. Tempat yang menjadi saksi bisu kehidupanku. Karena disinilah awal semuanya. Pertama kali aku merasa punya hidup. Pertama kali aku merasa bahwa hidup sangat berharga bagiku. Dan disinilah aku pertama kali mengenal-Mu. Di kota Pahlawan yang sangat aku banggakan. Kota yang sudah 3 tahun aku tinggalkan dan aku kenang.Dalam kegelapan malam dan pancaran sinar bulan, ku termenung dalam lamunan sepiku. Ku terhanyut dalam sukmaku. Malam seolah membuka kembali memoriku. Memori yang sudah lama terpendam dalam pikiran dan hatiku. @@@5 tahun lalu…Saat itu matahari telah kembali ke paraduannya. Sang malampun muncul dari biliknya. Kegelapan mulai menakuti kota pahlawan ini. Namun, warga kota pahlawan tak akan pernah takut akan kegelapan itu. Karena sebenarnya gelap dapat melindungi mereka dari kelelahan dan kehangatan. Aku merasakan kehangatan malam itu. Begitu hangat hingga aku gak bisa melukiskan indahnya malam itu. Hangatnya merasuk di dalam jiwa dan relung hatiku. Hari itu adalah hari ulang tahunku. Aku gak tau kalau sahabat dan orang terdekatku ternyata punya rencana besar untukku. Mereka telah merancang acara ulang tahunku tanpa sepengetahuanku. Semuanya begitu sempurna di mataku. Aku benar – benar terkejut atas semua ini. Aku sangat bangga dan salut pada mereka. Dan aku sayang banget ma mereka.“ Happy birthday Chezy. Moga – moga Tuhan memberkatimu, dan semua yang kamu ingin dapat terkabulkan dan juga semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya..” Ucap cowok Indo-Swiss ini.Namanya Alexandro Tarakanito. Dia adalah sepupu terbaikku. Umurnya tak jauh beda denganku, tapi dia tak mau kuangap anak kecil. Dia ingin dianggap sebagai orang dewasa (meskipun semua orang tahu kalau aku sebenarnya dia itu masih kecil). Alex cukup terkenal di sekolahnya. Dia anak yang perfect di mata para cewek. Tapi dia gak mau pacaran dulu, karena dia ingin membaktikan diri pada Tuhan. Aku salut pada dia. Orang bilang dia adalah pastour masa depan. “Thank you. You’re the best deh! Thank’s banget yah! Aku gak tahu mesti ngomong apa lagi. Huf, gak bisa diungkapin deh, Lex.” Ucapku sambil cipika cipiki. “Chezy… happy birthday yah! Semoga Tuhan memberikan yang terbaik buat kamu.” Nah ini ucapan selamat dari my best friend. Cewek cantik dengan jilbab ini, satu – satunya sahabatku dari kecil. Namanya Asti Wulan Korining Sukanti. Dia tahu semuanya tentang aku. Dia juga yang paling bisa memahami aku. Meskipun kita beda kepercayaan, tapi itu gak buat kita menjauh. Aku juga sangat sayang ma dia.“Thank’s swity. Aku gak nyangka banget lho semua ini ulah kalian. Padahal tadi di sekolah sikap kamu biasa – biasa aja. Oh ya, mana Evan? Kok dia belum keliatan?” Tanyaku agak heran. Soalnya dari tadi aku belum lihat cowok keren itu. Dia juga sahabatku. Malahan aku lebih kenal lama dengan Si Evan ini.. Dari SD sampai SMA ini, kita satu sekolah terus dan secara dia juga tetanggaku. Jadinya hubungan keluarga kami otomatis sangat akrab. Sebenarnya sih bosan juga. Masa dimana tempat aku selalu ketemu dan bareng ma Evan? Dulu malah pernah temanku bilang kalau aku ma Evan ini sodara kembar yang beda keluarga. Tapi kalau di perhatikan dengan seksama emang benar sih. Soalnya wajah kita hampir mirip sih. Aku sayang banget ma dia. Sebenarnya aku udah lama aku naksir dia, tapi aku gak berani buat nembak dia duluan (kan jadi cewek harus jaim donk! Tul gak?). Lagipula, aku gak mau merusak persahabatan kita yang udah lama kita jalin ini. Cukup sebatas sahabat saja, jangan lebih. Dan juga kami beda kepercayaan. Evan menganut agama islam, sedangkan aku katolik. Aku rasa Evan lebih cocok ma Asti daripada ma aku. “Aduh sorry banget Chez, aku telat ya? Habisnya, aku baru aja datang dari rumah Fifi. Biasalah pelajarannya Bu Meri. Suruh buat presentasi. Tapi enak juga lho diajar ,ma Bu Meri. Ha..ha..ha..”“Oh iya. Ehm… Happy birthday Lofayri Cheznayria. Semoga di tahun ini lebih baik dari tahun kemarin… amien…” katanya kemudian. Aku hanya tersenyum manis dan mengangguk seraya menerima kado darinya. “Ye, telat loe Van! Tadi gue udah ngucapin kata – kata itu. Ganti donk! Dasar kere-atif!” celetuk Alex sambil merangkul pundak Evan. “Emang gue pikirin? Yang pentingkan doanya? Tul gak?” Ya…ya. Makasih deh buat doa kalian. Aku emang bener – bener sayang ma kalian semua. Oh ya, aku lupa belum kenalin diri aku. Namaku Lofayri Cheznayria. Tapi, teman – temaku biasa panggil aku Chezy. Aku sekelas ma 2 sahabatku, otomatis Evan dan Asti. Kita bertiga baru naik ke kelas XI (setara dengan kelas 2 SMA). Kita sekolah di SMA Negeri 7 Surabaya. SMA Negeri yang Gurunya TOP banget deh!. @@@Hari ini aku jalan – jalan ma Asti dan Alex. Kita lagi belanja buat persiapan masuk sekolah. Maklum, tahun ajaran baru dimulai 2 hari lagi. Sebenarnya sih udah mepet, tapi mau gimana lagi. Karena keasyikan liburan, jadinya lupa deh kalau mau masuk sekolah lagi.. He..he..he.. Gak lupa donk, tadi kita ngajak Evan. Tapi katanya dia lagi nemenin saudaranya yang baru datang dari Yogyakrta, jadinya gak enak lha kalau ditinggal. Ya udah jadinya Cuma bertiga. Tapi yah, lebih enak berempat, kan jadi tambah rame…Tapi, yah…. Ah udahlah!Pulang dari Mal, aku bawa barang banyak banget! Dari perlengkapan sekolah, buku pelajaran, seragam sekolah baru dan semua titipan Mama. Huh, dasar Mama, emang paling malas kalo belanja sendiri. Tapi, walaupun begitu, dia tetep Mama aku yang paling OK punya deh!Hari ini adalah awal tahun pelajaran baru. Tapi, aktifitasnya masih belum berjalan lancar karena banyak siswa yang pindah kelas atau pindah sekolah. Saat ini aku sedang duduk sendirian di kebun belakang sekolah. Entahlah, aku merasa ada yang aneh ma Evan. Aku merasa dia menghindari aku. “Chez, kamu itu dicariin daritadi, eh gak taunya ada di sini. Tumben sendirian? Kenapa?” tanya teman sekelas dulu. Aku hanya diam saja sambil tersenyum memandang mereka.“Iya nih. Sepi, daritadi kamu diem aja. Kenapa sih? Cerita donk ma kita. Mybe kita bisa bantu kamu?” Celoteh Varda sambil makan coklat yang bikin tangannya kotor semua. Hua..ha..ha.. Mukanya lucu banget kayak anak kecil. “Gak apa – apa kok. Gak usah khawatir. Ya ampun! Aku ;upa, aku mesti cari Asti! Aku pergi dulu ya.” Kataku sambil beranjak mengambil tas. Aku sedang mencari sosok sahabatku. Aku sebenarnya ingin mengetahui lebih banyak tentang agama Islam. Tapi, orang tuaku melarangku untuk mempelajarinya. Karena mereka gak mau aku pindah agama, maklum keluarga kami memang katolik taat. Jadinya aku mempelajari agama islam itu secara sembunyi – sembunyi. Diam – diam aku mempelajarinya dengan sahabatku. Dan hari ini adalah jadwal kita untuk mempelajari agama itu lebih dalam. Dalam perjalananku mencari Asti, aku melihat Evan. Dia sendirian. Dan kayaknya dia mau ngomong sesuatu denganku… ketika aku mendekatinya, eh, dia malah pergi gitu aja. Aku udah gak kuat dia terus – terusan ngehindari aku. aku harus tunggu dia pulang sekolah nanti! SEMANGAT! “Van, tunggu! Aku pingin ngomong ma kamu. Aku pingin kamu jelasin, kenapa akhir – akhir ini kamu ngehindari aku? aku gak suka cara kamu ini. Kita itu sahabat Van, dari kecil lagi. Kalo aku punya salah ngomong donk. Aku gak mau kamu hindari kayak gitu!” “Gak. Kamu gak salah apa – apa kok Chez. Lagian siapa juga yang hindari kamu? Aku gak hindari kamu kok. Hm, aku ada tugas kelompok nih. Aku pergi dulu.” What? Apa? Itu namanya GAK MENGHINDARI AKU? aku tahu gak ada tugas apa – apa. Kenapa sih dia harus kayak gitu? “Van! OK. Kamu gak perlu jelasin apa – apa lagi. Kamu tahu kan aku paling gak suka dihindari tanpa sebab? Kok kamu gitu? Kamu marah ma aku ta? Huf, ya udah. Aku marah ma kamu. Jangan ngomong apa – apa lagi ma aku. TITIK.” Ungkapku padanya. Akupun berlalu begitu saja dari hadapannya. Siapa sih yang mau di cuekin kayak gitu?“Chez… aku gak bisa bilang kalo aku bakalan pindah jauh banget. Aku gak bisa bayangin reaksi kamu kayak gimana. Aku gak pingin kamu nangis lagi…karena aku sayang kamu Chez… kamu sahabat terbaik aku…”@@@ Tok tok tok. Suara ketukan pintu kamarku membuatku terbangun. Tak lama wajah ayu Mamaku muncul dari balik daun pintu sambil menggenggam telepon.“Chezy? Udah bangun sayang?” Suara Mama membuatku membuka mata. “Kenapa Ma?” Tanyaku masih setengah terlarut dalam mimpiku.“Ada telepon dari kakaknya Evan.” Kata Mama hati – hati. Tapi aku gak perhatiin sikap Mama saat itu. Aku terima telepon yang diberikan Mama padaku. “Hallo?” Sapaku dengan nada yang nyeleneh.“Chez, kakak mau beri kabar. Evan… Evan kecelakaan. Sekarang ada di RSUD. Dr. Soetomo…” DEG! Evan kecelakaan? Dia masuk RS? Kenapa? Tuhan aku gak mau terjadi sesuatu ma dia. Aku gak pingin dia tinggalin aku. pikiranku kalut banget. Aku bingung harus ngapain… aku takut….“Aku kesana sekarang.”Akupun bangun dan bergegas membersihkan diri. Aku harus cepat. Firasatku gak enak banget. Aku gak mau terjadi sesuatu ma sahabatku itu. Kuambil kunci mobil dan kulajukan dengan kecepatan tak biasa. Karena letak RS yang lumayan jauh. “Chez, koen iku ojo banter – banter ta! Koyok wong gendeng mangan sabun ae. Pelan pelan atuh! Bisa jantungan aku. (Chez, kamu itu jangan cepat – cepat! Kayak orang gila makan sabun. Pelan – pelan aja. Aku bisa jantungan).” Kata Asti dengan muka ketakutan. Gak kuhiraukan apa katanya itu. Aku hanya terfokus ke jalan supaya kau bisa cepat sampai di RS dan memastikan kalo Evan baik – baik saja.“Kakak, gimana Evan?” Tanyaku sesampainya di depan kamar Evan dirawat. Aku lihat Kak Ardi begitu sedih. Aku makin khawatir dengan keadaan Evan.“Masuk aja, Chez.”Kubuka perlahan pintu kamar itu. Kulihat tubuhnya diperban… semuanya kacau. Dan …aku gak tau harus mendiskripsikan seperti apa. Yang aku tahu, keadaanya sangat kritis. “Astaghfirullah... Evan.... kamu…” Aku tak mampu berucap banyak kata. Aku juga kaget kenapa aku tiba – tiba mengucap kata yang tak lazim buatku. Entahlah, aku juga tak mengerti kenapa aku bisa mengucapkan kata – kata itu. Padahal sebelumnya aku belum pernah mengucapkannya. “Chezy…sini…” aku menurut saja apa yang dikatakan Evan. Aku mendekati tubuhnya. Dan semakin mendekatkan telingaku. Sepertinya Evan mau ngomong sesuatu. “Chez… aku … aku… aku sayang… aku sayang kamu…” DEG! Aku bingung. Aku gak tahu apa maksud Evan. Tapi yang jelas setelah dia bicara hal itu, detak jantungnya semakin lemah. Aku panik dan tangisku langsung meledak begitu mengetahui hal itu. Refleks aku berterik minta tolong dan memanggil dokter. Tak lama Kak Ardi dan Asti yang mendengar teriakanku, langsung masuk ke dalam. Refleks Kak Ardi langsung keluar untuk memanggil dokter.“As… tolong ..kamu….kamu jagain Chezy…” “Van…” air mataku semakin mengucur deras. Entah mengapa tiba – tiba tubuhku bergerak. Dan bibirku mulai berbicra.“Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar…Allahu akbar…”“Allahu akbar… Allahu... akbar… Allahu akbar.”Titttttttttttt@@@Senja mengingatkan pada setiap orang bahwa hari, telah berakhir. Begitu pula dengan kehidupan. Setiap manusia pasti ada ‘akhir’. Sebuah nama terukir jelas pada batu nisan yang ada di hadapanku. Relevan Orient Deka. Seseorang yang sangat berarti bagiku. Semua kerabat telah meninggalkan makam ini. Tapi aku masih disini. Aku masih ingin melihat makam ini untuk terakhir kali.“Van, kamu udah janji ma aku gak bakalan ninggalin aku. Tapi, kenapa kamu ninggalin aku? kenapa kamu ninggalin aku secepat ini, Van? Aku gak tau harus gimana tanpa kamu…” Hatiku begitu hancur. Jiwaku telah rapuh. Ragaku telah sirna. Kini tak akan ada lagi bias senyummu. Tak akan ada lagi kehangatan persahabatanmu. Aku tak tau harus bagaimana. Ngiung…ngiung…ngiung“Chez, apa yang kamu lakuin sih? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang kamu pikirin?”“Aku hanya ingin ketemu ma Evan, As. Aku hanya ingin bersama Evan. Aku kangen ma dia. Aku dan dia pernah janji kalo kita bakalan bersama untuk selamanya. Aku gak ingin ngingkari janji itu!”“Tapi, apa dengan jalan ini kamu berpikir bisa dekat dengan…“Aku hanya ingin dekat dengan Evan, As!!”“Chezy! Sadar donk! Evan itu udah meninggal! Apa kamu juga mau meninggal, hah?! Apa kamu pikir bisa dekat dengan Evan jika kamu meninggal? Gak Chez! Evan justru jadi sedih liat kamu kayak gini! Lihat ke depan donk, Chez! Kita semua sayang kamu…Kita gak pengen kamu sedih kayak gini. Kita juga sedih dengan kepergian Evan, tapi kita gak ingin merusak takdir Allah. Allah gak suka hamba-Nya bunuh diri. Siapapun orang yang berfikir untuk bunuh diri, maka dia gak akan mencium bau surga.”“Tapi As, dia…. Evan udah ninggalin aku. padahal dia udah janji dia gak bakalan ninggalin aku….”“Chez, hidup mati seseorang itu ada di tangan Tuhan. Semuanya hanya Tuhan yang menentukan. Manusia Cuma berencana. Evan meninggal itu udah takdir Tuhan. Kita ambil hikmahnya, Chez. Setiap kejadian, apapun itu pasti ada hikmahnya. Ya?” pelukan dan belaian lembut tangan Asti yang sedang nenangin aku terasa sangat hangat dan menenangkan hatiku. Aku…..“Hiks…Hiks…Ya Allah…Astagfirullah… apa yang udah aku lakukan?” aku hanya bisa menangis sejadi – jadinya. Mama yang ada di sebelahku langsung memeluk tubuhku. Mama, Papa, Alex, Kak Ardi dan Asti masih ada. Mereka masih menyayangiku. Mereka sangat memperhatrikan aku. Kenapa aku bisa lupa semua itu? Bodohnya aku…“Maafin Chezy. Ma, Pa, Kak, As, Lex… Chezy minta maaf karena Chezy gak pernah perhatiin kalian. Padahal kalian terus berusaha supaya Chezy gak sedih tentang kematian Evan. Maaf…” Mama langsung manangis dan memelukku erat – erat. Aku gak akan mengulangi hal ini lagi. Aku akan tetap tegar menghadapi semua cobaan. Aku harus bisa melaluinya. Aku harus kuat. Maafin Chezy Ma. @@@Yesterday is historyTomorrow is mysteryToday is a giftAku memacu diriku untuk menjalani hari – hariku. Setelah hari itu, udah 3 bulan aku, Papa, Mama dan Alex masuk islam. Banyak pihak keluarga yang mengecam kita. Apalagi Alex. Aku tahu dia sangat tertekan dengan semua itu. Tapi dia tetap tabah dan tawakal menjalani semua itu. Aku merasa tenang dengan kepercayaanku ini. Aku merasa hatiku selalu damai dan sejuk. Dan masih banyak lagi perasaan – perasaan yang tak bisa ku ungkapkan.2 tahun telah berlalu. Aku telah Lulus dengan nilai akademik yang begitu memuasakan. Aku dan Asti berencana untuk sekolah di Australia. Dan besok kita akan berangkat kesana. Kita akan menjalani kehidupan baru disana. Aku senang sekali karena orang – orang disekitarku juga merasa sangat senang. “Van, aku ma Asti udah lulus. Besok kita akan berangkat ke Ausie. Dan Alex akan tetep di Indonesia nemenin Mama. Pasti Mama akan kesepian kalo gak ada aku, jadinya aku minta alex buat nemenin Mama dirumah. Toh, dirumahnya, dia juga sendirian. Aku akna tetep doain kamu. Semoga amal kamu diterima oleh-Nya.” @@@Aku telah kembali ke negeri yang aku cintai ini. Di kota yang aku banggakan. Kota pahlawan. kota yang begitu banyak menyimpan kenangan.3 tahun telah berlalu. Tempat ini tetap tidak berubah. Tempat setiap hari kita bercanda dengan teman – teman kita. Disini, kita tertawa lepas dengan anak – anak sekolah kita.. Memang benar kata orang kalau masa SMP adalah masa dimana tak akan terlupakan. Dan aku ingin hari ini lebih baik dari kemarin. Aku juga tetap akan mendoakan agar amal ibadah kamu diterima oleh-Nya. Kini perjalananku masih belum berakhir. Semuanya masih berjalan. Bumi masih berputar. Roda kehidupan terus berjalan. Terima kasih sahabatku. Aku akan tetap menyayangi kalian sampai kapanpun, karena persahabatan sejati itu adalah sahabat yang tak terkira usia dan kehangatannya…

Sabtu, 27 November 2010

CERITA RAKYAT: Asal Mula Selat Bali

Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran.
Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, “Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya.”
Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi. Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya.
Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.
Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, “Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma.”
Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga.
Mendengar kematian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga. Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama.
“Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini,” katanya. Dalam sekejap mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali.


CERITA RAKYAT: Si Malin Kundang Jadi Batu

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah berganti tahun, ayah Malin Kundang tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin Kundang untuk mencari nafkah.
Malin Kundang termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu.  Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya.  Malin Kundang tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin Kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang . Tetapi karena Malin Kundang terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati.
Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin Kundang segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. “Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak”, ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut . Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin Kundang segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai . Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya.
Desa tempat Malin Kundang terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin Kundang lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin Kundang dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundangbeserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang.
“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian?
Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
“Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping.
“Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang.
“Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin Kundang kepada istrinya.
Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin Kundang menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang . Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

(Legenda Rakyat Minangkabau, diceritakan kembali oleh “Bunda Naila”)
Sumber: www.webgaul.com

CERITA RAKYAT: Kisah Telaga Warna

Kalau kita pergi ke daerah Puncak, Jawa Barat, di sana terdapat sebuah telaga yang bila dilihat pada hari cerah akan terkesan airnya berwarna-warni. Telaga itu namanya Telaga Warna dan konon merupakan air mata tangisan seorang ratu.
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja. Prabu, begitulah orang memanggilnya. Ia adalah raja yang baik dan bijaksana. Tak heran, kalau negeri itu makmur dan tenteram. Tak ada penduduk yang lapar di negeri itu.
Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya.. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba terdengar tangisan Ratu. Tangisannya diikuti oleh semua orang.
Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana. Mula-mula membentuk kolam kecil. Lalu istana mulai banjir. Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.
Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.

Dikisahkan kembali oleh: Renny Yaniar