Entri Populer

Minggu, 28 November 2010

CERPEN: TRAUMA WITH LOVE

Pagi itu,mentari mulai menampakkan keanggunannnya dengan cahaya yang masih lembut.Ujung dedaunanpun masi terhiasi oleh tetesan air embun.Risya sudah bersiap untuk berangkat sekolah di sekolah barunya.Ya,Risya baru saja menamatkan masa SD nya di tahun ini.Dan berarti ia sudah waktunya meneruskan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP.Dan berkah bagi Risya,ia berhasil mendapat nilai yang memuaskan.Dan ia juga diterima di salah satu sekolah favorit di daerah tempat tinggalnya.
          ”Balon udah,nama udah,topi rajut udah,hmm,semoga ga ada yang salah,”gumamnya sembari mengecek atribut mos yang harus ia gunakan.
          Ia berangkat sekolah dengan diantar oleh papanya.Sesampainya di sekolah,ia langsung mencari kelas tempatnya menjalani mos.Beruntung,teman satu SDnya satu kelas dengannya,jadi ia tidak begitu cupu di dalam kelas karena ada teman yang bisa diajaknya ngobrol.Selain itu,ada beberapa teman kenalannya yang juga sekelas dengannya.
          MOS hari pertama dilaluinya dengan lancer.Pada hari kedua,ia diharuskan meminta tanda tangan dari seluruh pengurus OSIS SMP.Lari sana,lari sini.Yah itulah yang dilakukan Risya.Pada saat ia sibuk mencari tanda tangan,ada seorang cowok menyapanya.
          “Ris,udah dapet tanda tangan berapa?”tanya Dhika.Yups,cowok tersebut bernama Dhika.Dhika merupakan teman Risya pada waktu bimbingan belajar ketika SD.
          “Eh,Dhika,ini baru dapet sedikit.Kalo misalnya malsu boleh gak ya?Hahaha,”jawab Risya dengan candaan.Risya memang tergolong anak  yang humoris.
          “Emm,,boleh juga idemu,iya sudah.Sini aku liat buku tanda tanganmu,”pinta Dhika.
          “Ini,”kata Risya sambil menyodorkan bukunya kepada Dhika.Ada kurang lebih 5 tanda tangan yang dipalsunya.Ia tidak berani banyak-banyak karena takut ketauan.Kalo ketauan kan berabe.
          Dan akhirnya penderitaan Risya berakhir.MOS telah dilaluinya,dan ia sekarang Resmi menjadi murid SMP Bina Nusantara.Di SMP ini ia berharap bisa lebih baik daripada ketika ia SD.Dan beruntung Risya mendapat 2 teman yang bisa disebut sahabat.Mereka adalah Lala dan Resti.Lala dan Resti merupakan anak yang pandai,dan itu juga yang membuat Risya senang berteman dengan mereka.Karena dapat memacu kemauan dan semangat belajarnya.
          Pada suatu hari,ada kegiatan renang yang diadain oleh bapak guru olah raga.Dan semua siswa diwajibkan datang.Nah,pada waktu itulah awal cerita cinta Risya.Pada saat renang,Lala sahabat Risya bertemu dengan Dhika.Dan ternyata Lala jatuh hati kepda Dhika pada pandangan pertama.
          Risya yang mengetahui Lala menyukai Dhika langsung semangat untuk membantunya.Risya memintakan nomor handphone Dhika,karena kebetulan Risya juga kenal baik dengan Dhika.Dhika juga sering ke kelas Risya,karena ada teman dekatnya.Jadi itu juga sangat menguntungkan Lala.Risya juga bisa menggoda mereka dengan olokan mautnya.Ya Risya memang anak yang sangat jahil.Jadi ya ga heran kalo dia heboh kalo ada temennya yang lagi kasmaran.
***
          Setelah lala lumayan dekat dengan dhika,lala patah hati karena dhika mengatakan pada lala kalau dia sudah punya pacar.lala menceritakan hal itu kepada resti,resti pun kaget karena cewek yang dimaksud dhika adalah si risya.lala pun akhirnya mengetahui bahwa dia sudah dibohongi oleh dhika.lala pun sudah tidak menyimpan perasaan lagi kepada dhika.disisi lain dari semua cerita lala resti menarik kesimpulan bahwa sepertinya dhika menyimpan perasaan kepada risya.risya pun selalu digoda oleh resti dan lala.
          Risya pun mulai dekat dengan dhika dan lambat laun risya mulai ada rasa kepada dhika.ketika risya dan dhika sudah sangat dekat dhika mengatakan hal yang tidak risya duga.dhika mengungkapkan bahwa dhika menyukai risya.walaupun risya juga suka kepada dhika tetapi risya tidak bisa menerimanya karena risya tidak boleh berpacaran oleh orang tuanya.
          Mereka pun menjalani hubungan tanpa status.setelah mereka berhubungan cukup lama,tiba-tiba risya mendengar kabar bahwa dhika berpacaran dengan riris.karena dhika sudah punya pacar risyapun memutuskan untuk tidak berhubungan dengan dhika lagi.
***
          Hanya beberapa bulan Dhika dan Riris berpacaran.Setelah dhika putus dengan riris,dhika mendekati risya lagi.hubungan mereka pun terjalin kembali.karena mereka sama-sama menjomblo merekapun jadi semakin dekat.setelah mereka berhubungan cukup lama hal yang dulu terjadi,kini terulang kembali,rasanya seperti dejavu.pagi itu risya diberi tahu resti bahwa dhika berpacaran dengan riski.riski adalah teman SD dhika dan resti.Risya merasa jatuh untuk yang ke dua kalinya.Ya,Dhika memang cinta pertama Risya,dan Dhika pula lah yang membuat Risya patah hati untuk yang pertama kalinya.
          Disaat Risya merasakan patah hati,tiba-tiba datanglah penyemangat itu.Ia adalah Radit.Karena kedatangan Radit,Risya mempunyai semangat belajar lagi.Nilai ulangannya pun berhasil meningkat.Meskipun Risya tidak begitu dekat dengan Radit,tapi Radit sangat berharga baginya.Pernah suatu hari Radit tidak masuk sekolah untuk waktu yang lama,Risya pun bertanya pada teman Radit kenapa Radit kok ga pernah masuk sekolah.Dan teman Radit itu menjawab,”mungkin dia pindah mbak”.Dan saat itu tubuh Risya langsung terasa lemas.Tetapi ternyata itu tidak benar.Risya pun kembali semangat.Setiap ia jajan ke kantin dengan teman-temannya,pasti ia menoleh ke jendela kelas yang ada di lorong.Karena disitu ia bisa melihat wajah Radit yang sangat manis menurutnya.Yaah,tapi memang Radit cuma bisa dijadikannya penyemangat,ga lebih.Karena Radit yang disukainya  itu sudah punya pacar.Memang nasib Risya kurang beruntung.Lagian jarak usia antara dirinya dan Raditpun lumayan jauh,yaitu 2 tahun lebih tua Risya.
          Ga berapa lama,Dhika putus lagi dengan pacarnya dan mendekati Risya.Risya seperti dijadikan tempat berteduh oleh Dhika.Tapi bodohnya Risya,ia meladeni Dhika kembali.Padahal Dhika lah yang selalu membuatnya sedih.Cinta memang buta,tak bisa melihat apapun di depannya.Seperti yang dialami Risya.
          Hal yang buruk kembali mendatangi Risya.Waktu itu ia sedang bepergian dengan keluarganya.Ia sms-an dengan Dhika seperti biasanya.Ketika mereka smsan Risya biasa-biasa saja.Tapi ada satu sms Dhika yang tidak ia baca sampai selesai.Setelah selesai smsan,Risya kembali membaca sms yang didapatnya dari Dhika.Karena itu sudah merupakan kebiasaan Risya,”membaca kembali inboxnya”.Dan ketika ia membaca semuanya sampai habis,ia tak kuasa menahan air matanya yang telah memenuhi kantung matanya.Butiran bening itu jatuh juga,ternyata disela-sela pesan dari Dhika,Dhika berkata kalau ia punya pacar lagi yang bernama Vena.Dan yang membuat ia merasa sangat sakit hati,Vena merupakan teman satu kelasnya yang akhir-akhir ini sangat dekat dengannya.Dan hal itu sempat membuat Vena merasa tidak enak ke Risya.Tapi Risyanya biasa aja,karena ia tahu itu bukan kesalahan Vena.Dan Risya berusaha menutupi kesedihannya di depan Vena.
          Suatu malam,Vena sms Risya.
          “Ris,kaya’nya Dhika itu masih suka kamu deh,”
          “Lho,ya gak mungkinlah.Dia kan uda jadi pacarmu.”
          “Tapi aku ngerasa dia masih suka kamu,,”
          “Udalah,jalanin aja.Gausah mikirin aku,mungkin itu Cuma perasaanmu aja,”ucap Risya.
          Keesokan harinya Risya mendengar kabar bahwa Dhika putus dengan Vena.Risya sangat kasihan kepada Vena.Ia meminta penjelasan kepada Dhika kenapa Dhika memutus Vena.
          “Heh,,kok putus??”,tulis Risya lewat sms
          ”Ia,aku udah ga tahan,terlalu dikekang,”jawab Dhika
          ”Ga kasian tuh Vena,jahat banget sih kamu,”
          ”Udalah,cinta kita bersemi kembali,yeaahhh.”
          ”Gila lo,,.”
          Tapi memang hati tak bisa berbohong,Risya memang masih sangat menyayangi Dhika.

CERPEN : Sahabatku

Matahari telah tenggelam di ufuk timur. Senja telah berganti kelam. Sang surya telah hilang dan dewi malam muncul dari balik panggungnya. Gelap telah menyelimutiku. Namun aku tetap tak beranjak dari tempat ini. Tempat yang sangat indah bagiku. Tempat yang mempunyai semua kisah dalam kehidupanku dulu. Tempat yang menjadi saksi bisu kehidupanku. Karena disinilah awal semuanya. Pertama kali aku merasa punya hidup. Pertama kali aku merasa bahwa hidup sangat berharga bagiku. Dan disinilah aku pertama kali mengenal-Mu. Di kota Pahlawan yang sangat aku banggakan. Kota yang sudah 3 tahun aku tinggalkan dan aku kenang.Dalam kegelapan malam dan pancaran sinar bulan, ku termenung dalam lamunan sepiku. Ku terhanyut dalam sukmaku. Malam seolah membuka kembali memoriku. Memori yang sudah lama terpendam dalam pikiran dan hatiku. @@@5 tahun lalu…Saat itu matahari telah kembali ke paraduannya. Sang malampun muncul dari biliknya. Kegelapan mulai menakuti kota pahlawan ini. Namun, warga kota pahlawan tak akan pernah takut akan kegelapan itu. Karena sebenarnya gelap dapat melindungi mereka dari kelelahan dan kehangatan. Aku merasakan kehangatan malam itu. Begitu hangat hingga aku gak bisa melukiskan indahnya malam itu. Hangatnya merasuk di dalam jiwa dan relung hatiku. Hari itu adalah hari ulang tahunku. Aku gak tau kalau sahabat dan orang terdekatku ternyata punya rencana besar untukku. Mereka telah merancang acara ulang tahunku tanpa sepengetahuanku. Semuanya begitu sempurna di mataku. Aku benar – benar terkejut atas semua ini. Aku sangat bangga dan salut pada mereka. Dan aku sayang banget ma mereka.“ Happy birthday Chezy. Moga – moga Tuhan memberkatimu, dan semua yang kamu ingin dapat terkabulkan dan juga semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya..” Ucap cowok Indo-Swiss ini.Namanya Alexandro Tarakanito. Dia adalah sepupu terbaikku. Umurnya tak jauh beda denganku, tapi dia tak mau kuangap anak kecil. Dia ingin dianggap sebagai orang dewasa (meskipun semua orang tahu kalau aku sebenarnya dia itu masih kecil). Alex cukup terkenal di sekolahnya. Dia anak yang perfect di mata para cewek. Tapi dia gak mau pacaran dulu, karena dia ingin membaktikan diri pada Tuhan. Aku salut pada dia. Orang bilang dia adalah pastour masa depan. “Thank you. You’re the best deh! Thank’s banget yah! Aku gak tahu mesti ngomong apa lagi. Huf, gak bisa diungkapin deh, Lex.” Ucapku sambil cipika cipiki. “Chezy… happy birthday yah! Semoga Tuhan memberikan yang terbaik buat kamu.” Nah ini ucapan selamat dari my best friend. Cewek cantik dengan jilbab ini, satu – satunya sahabatku dari kecil. Namanya Asti Wulan Korining Sukanti. Dia tahu semuanya tentang aku. Dia juga yang paling bisa memahami aku. Meskipun kita beda kepercayaan, tapi itu gak buat kita menjauh. Aku juga sangat sayang ma dia.“Thank’s swity. Aku gak nyangka banget lho semua ini ulah kalian. Padahal tadi di sekolah sikap kamu biasa – biasa aja. Oh ya, mana Evan? Kok dia belum keliatan?” Tanyaku agak heran. Soalnya dari tadi aku belum lihat cowok keren itu. Dia juga sahabatku. Malahan aku lebih kenal lama dengan Si Evan ini.. Dari SD sampai SMA ini, kita satu sekolah terus dan secara dia juga tetanggaku. Jadinya hubungan keluarga kami otomatis sangat akrab. Sebenarnya sih bosan juga. Masa dimana tempat aku selalu ketemu dan bareng ma Evan? Dulu malah pernah temanku bilang kalau aku ma Evan ini sodara kembar yang beda keluarga. Tapi kalau di perhatikan dengan seksama emang benar sih. Soalnya wajah kita hampir mirip sih. Aku sayang banget ma dia. Sebenarnya aku udah lama aku naksir dia, tapi aku gak berani buat nembak dia duluan (kan jadi cewek harus jaim donk! Tul gak?). Lagipula, aku gak mau merusak persahabatan kita yang udah lama kita jalin ini. Cukup sebatas sahabat saja, jangan lebih. Dan juga kami beda kepercayaan. Evan menganut agama islam, sedangkan aku katolik. Aku rasa Evan lebih cocok ma Asti daripada ma aku. “Aduh sorry banget Chez, aku telat ya? Habisnya, aku baru aja datang dari rumah Fifi. Biasalah pelajarannya Bu Meri. Suruh buat presentasi. Tapi enak juga lho diajar ,ma Bu Meri. Ha..ha..ha..”“Oh iya. Ehm… Happy birthday Lofayri Cheznayria. Semoga di tahun ini lebih baik dari tahun kemarin… amien…” katanya kemudian. Aku hanya tersenyum manis dan mengangguk seraya menerima kado darinya. “Ye, telat loe Van! Tadi gue udah ngucapin kata – kata itu. Ganti donk! Dasar kere-atif!” celetuk Alex sambil merangkul pundak Evan. “Emang gue pikirin? Yang pentingkan doanya? Tul gak?” Ya…ya. Makasih deh buat doa kalian. Aku emang bener – bener sayang ma kalian semua. Oh ya, aku lupa belum kenalin diri aku. Namaku Lofayri Cheznayria. Tapi, teman – temaku biasa panggil aku Chezy. Aku sekelas ma 2 sahabatku, otomatis Evan dan Asti. Kita bertiga baru naik ke kelas XI (setara dengan kelas 2 SMA). Kita sekolah di SMA Negeri 7 Surabaya. SMA Negeri yang Gurunya TOP banget deh!. @@@Hari ini aku jalan – jalan ma Asti dan Alex. Kita lagi belanja buat persiapan masuk sekolah. Maklum, tahun ajaran baru dimulai 2 hari lagi. Sebenarnya sih udah mepet, tapi mau gimana lagi. Karena keasyikan liburan, jadinya lupa deh kalau mau masuk sekolah lagi.. He..he..he.. Gak lupa donk, tadi kita ngajak Evan. Tapi katanya dia lagi nemenin saudaranya yang baru datang dari Yogyakrta, jadinya gak enak lha kalau ditinggal. Ya udah jadinya Cuma bertiga. Tapi yah, lebih enak berempat, kan jadi tambah rame…Tapi, yah…. Ah udahlah!Pulang dari Mal, aku bawa barang banyak banget! Dari perlengkapan sekolah, buku pelajaran, seragam sekolah baru dan semua titipan Mama. Huh, dasar Mama, emang paling malas kalo belanja sendiri. Tapi, walaupun begitu, dia tetep Mama aku yang paling OK punya deh!Hari ini adalah awal tahun pelajaran baru. Tapi, aktifitasnya masih belum berjalan lancar karena banyak siswa yang pindah kelas atau pindah sekolah. Saat ini aku sedang duduk sendirian di kebun belakang sekolah. Entahlah, aku merasa ada yang aneh ma Evan. Aku merasa dia menghindari aku. “Chez, kamu itu dicariin daritadi, eh gak taunya ada di sini. Tumben sendirian? Kenapa?” tanya teman sekelas dulu. Aku hanya diam saja sambil tersenyum memandang mereka.“Iya nih. Sepi, daritadi kamu diem aja. Kenapa sih? Cerita donk ma kita. Mybe kita bisa bantu kamu?” Celoteh Varda sambil makan coklat yang bikin tangannya kotor semua. Hua..ha..ha.. Mukanya lucu banget kayak anak kecil. “Gak apa – apa kok. Gak usah khawatir. Ya ampun! Aku ;upa, aku mesti cari Asti! Aku pergi dulu ya.” Kataku sambil beranjak mengambil tas. Aku sedang mencari sosok sahabatku. Aku sebenarnya ingin mengetahui lebih banyak tentang agama Islam. Tapi, orang tuaku melarangku untuk mempelajarinya. Karena mereka gak mau aku pindah agama, maklum keluarga kami memang katolik taat. Jadinya aku mempelajari agama islam itu secara sembunyi – sembunyi. Diam – diam aku mempelajarinya dengan sahabatku. Dan hari ini adalah jadwal kita untuk mempelajari agama itu lebih dalam. Dalam perjalananku mencari Asti, aku melihat Evan. Dia sendirian. Dan kayaknya dia mau ngomong sesuatu denganku… ketika aku mendekatinya, eh, dia malah pergi gitu aja. Aku udah gak kuat dia terus – terusan ngehindari aku. aku harus tunggu dia pulang sekolah nanti! SEMANGAT! “Van, tunggu! Aku pingin ngomong ma kamu. Aku pingin kamu jelasin, kenapa akhir – akhir ini kamu ngehindari aku? aku gak suka cara kamu ini. Kita itu sahabat Van, dari kecil lagi. Kalo aku punya salah ngomong donk. Aku gak mau kamu hindari kayak gitu!” “Gak. Kamu gak salah apa – apa kok Chez. Lagian siapa juga yang hindari kamu? Aku gak hindari kamu kok. Hm, aku ada tugas kelompok nih. Aku pergi dulu.” What? Apa? Itu namanya GAK MENGHINDARI AKU? aku tahu gak ada tugas apa – apa. Kenapa sih dia harus kayak gitu? “Van! OK. Kamu gak perlu jelasin apa – apa lagi. Kamu tahu kan aku paling gak suka dihindari tanpa sebab? Kok kamu gitu? Kamu marah ma aku ta? Huf, ya udah. Aku marah ma kamu. Jangan ngomong apa – apa lagi ma aku. TITIK.” Ungkapku padanya. Akupun berlalu begitu saja dari hadapannya. Siapa sih yang mau di cuekin kayak gitu?“Chez… aku gak bisa bilang kalo aku bakalan pindah jauh banget. Aku gak bisa bayangin reaksi kamu kayak gimana. Aku gak pingin kamu nangis lagi…karena aku sayang kamu Chez… kamu sahabat terbaik aku…”@@@ Tok tok tok. Suara ketukan pintu kamarku membuatku terbangun. Tak lama wajah ayu Mamaku muncul dari balik daun pintu sambil menggenggam telepon.“Chezy? Udah bangun sayang?” Suara Mama membuatku membuka mata. “Kenapa Ma?” Tanyaku masih setengah terlarut dalam mimpiku.“Ada telepon dari kakaknya Evan.” Kata Mama hati – hati. Tapi aku gak perhatiin sikap Mama saat itu. Aku terima telepon yang diberikan Mama padaku. “Hallo?” Sapaku dengan nada yang nyeleneh.“Chez, kakak mau beri kabar. Evan… Evan kecelakaan. Sekarang ada di RSUD. Dr. Soetomo…” DEG! Evan kecelakaan? Dia masuk RS? Kenapa? Tuhan aku gak mau terjadi sesuatu ma dia. Aku gak pingin dia tinggalin aku. pikiranku kalut banget. Aku bingung harus ngapain… aku takut….“Aku kesana sekarang.”Akupun bangun dan bergegas membersihkan diri. Aku harus cepat. Firasatku gak enak banget. Aku gak mau terjadi sesuatu ma sahabatku itu. Kuambil kunci mobil dan kulajukan dengan kecepatan tak biasa. Karena letak RS yang lumayan jauh. “Chez, koen iku ojo banter – banter ta! Koyok wong gendeng mangan sabun ae. Pelan pelan atuh! Bisa jantungan aku. (Chez, kamu itu jangan cepat – cepat! Kayak orang gila makan sabun. Pelan – pelan aja. Aku bisa jantungan).” Kata Asti dengan muka ketakutan. Gak kuhiraukan apa katanya itu. Aku hanya terfokus ke jalan supaya kau bisa cepat sampai di RS dan memastikan kalo Evan baik – baik saja.“Kakak, gimana Evan?” Tanyaku sesampainya di depan kamar Evan dirawat. Aku lihat Kak Ardi begitu sedih. Aku makin khawatir dengan keadaan Evan.“Masuk aja, Chez.”Kubuka perlahan pintu kamar itu. Kulihat tubuhnya diperban… semuanya kacau. Dan …aku gak tau harus mendiskripsikan seperti apa. Yang aku tahu, keadaanya sangat kritis. “Astaghfirullah... Evan.... kamu…” Aku tak mampu berucap banyak kata. Aku juga kaget kenapa aku tiba – tiba mengucap kata yang tak lazim buatku. Entahlah, aku juga tak mengerti kenapa aku bisa mengucapkan kata – kata itu. Padahal sebelumnya aku belum pernah mengucapkannya. “Chezy…sini…” aku menurut saja apa yang dikatakan Evan. Aku mendekati tubuhnya. Dan semakin mendekatkan telingaku. Sepertinya Evan mau ngomong sesuatu. “Chez… aku … aku… aku sayang… aku sayang kamu…” DEG! Aku bingung. Aku gak tahu apa maksud Evan. Tapi yang jelas setelah dia bicara hal itu, detak jantungnya semakin lemah. Aku panik dan tangisku langsung meledak begitu mengetahui hal itu. Refleks aku berterik minta tolong dan memanggil dokter. Tak lama Kak Ardi dan Asti yang mendengar teriakanku, langsung masuk ke dalam. Refleks Kak Ardi langsung keluar untuk memanggil dokter.“As… tolong ..kamu….kamu jagain Chezy…” “Van…” air mataku semakin mengucur deras. Entah mengapa tiba – tiba tubuhku bergerak. Dan bibirku mulai berbicra.“Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar…Allahu akbar…”“Allahu akbar… Allahu... akbar… Allahu akbar.”Titttttttttttt@@@Senja mengingatkan pada setiap orang bahwa hari, telah berakhir. Begitu pula dengan kehidupan. Setiap manusia pasti ada ‘akhir’. Sebuah nama terukir jelas pada batu nisan yang ada di hadapanku. Relevan Orient Deka. Seseorang yang sangat berarti bagiku. Semua kerabat telah meninggalkan makam ini. Tapi aku masih disini. Aku masih ingin melihat makam ini untuk terakhir kali.“Van, kamu udah janji ma aku gak bakalan ninggalin aku. Tapi, kenapa kamu ninggalin aku? kenapa kamu ninggalin aku secepat ini, Van? Aku gak tau harus gimana tanpa kamu…” Hatiku begitu hancur. Jiwaku telah rapuh. Ragaku telah sirna. Kini tak akan ada lagi bias senyummu. Tak akan ada lagi kehangatan persahabatanmu. Aku tak tau harus bagaimana. Ngiung…ngiung…ngiung“Chez, apa yang kamu lakuin sih? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang kamu pikirin?”“Aku hanya ingin ketemu ma Evan, As. Aku hanya ingin bersama Evan. Aku kangen ma dia. Aku dan dia pernah janji kalo kita bakalan bersama untuk selamanya. Aku gak ingin ngingkari janji itu!”“Tapi, apa dengan jalan ini kamu berpikir bisa dekat dengan…“Aku hanya ingin dekat dengan Evan, As!!”“Chezy! Sadar donk! Evan itu udah meninggal! Apa kamu juga mau meninggal, hah?! Apa kamu pikir bisa dekat dengan Evan jika kamu meninggal? Gak Chez! Evan justru jadi sedih liat kamu kayak gini! Lihat ke depan donk, Chez! Kita semua sayang kamu…Kita gak pengen kamu sedih kayak gini. Kita juga sedih dengan kepergian Evan, tapi kita gak ingin merusak takdir Allah. Allah gak suka hamba-Nya bunuh diri. Siapapun orang yang berfikir untuk bunuh diri, maka dia gak akan mencium bau surga.”“Tapi As, dia…. Evan udah ninggalin aku. padahal dia udah janji dia gak bakalan ninggalin aku….”“Chez, hidup mati seseorang itu ada di tangan Tuhan. Semuanya hanya Tuhan yang menentukan. Manusia Cuma berencana. Evan meninggal itu udah takdir Tuhan. Kita ambil hikmahnya, Chez. Setiap kejadian, apapun itu pasti ada hikmahnya. Ya?” pelukan dan belaian lembut tangan Asti yang sedang nenangin aku terasa sangat hangat dan menenangkan hatiku. Aku…..“Hiks…Hiks…Ya Allah…Astagfirullah… apa yang udah aku lakukan?” aku hanya bisa menangis sejadi – jadinya. Mama yang ada di sebelahku langsung memeluk tubuhku. Mama, Papa, Alex, Kak Ardi dan Asti masih ada. Mereka masih menyayangiku. Mereka sangat memperhatrikan aku. Kenapa aku bisa lupa semua itu? Bodohnya aku…“Maafin Chezy. Ma, Pa, Kak, As, Lex… Chezy minta maaf karena Chezy gak pernah perhatiin kalian. Padahal kalian terus berusaha supaya Chezy gak sedih tentang kematian Evan. Maaf…” Mama langsung manangis dan memelukku erat – erat. Aku gak akan mengulangi hal ini lagi. Aku akan tetap tegar menghadapi semua cobaan. Aku harus bisa melaluinya. Aku harus kuat. Maafin Chezy Ma. @@@Yesterday is historyTomorrow is mysteryToday is a giftAku memacu diriku untuk menjalani hari – hariku. Setelah hari itu, udah 3 bulan aku, Papa, Mama dan Alex masuk islam. Banyak pihak keluarga yang mengecam kita. Apalagi Alex. Aku tahu dia sangat tertekan dengan semua itu. Tapi dia tetap tabah dan tawakal menjalani semua itu. Aku merasa tenang dengan kepercayaanku ini. Aku merasa hatiku selalu damai dan sejuk. Dan masih banyak lagi perasaan – perasaan yang tak bisa ku ungkapkan.2 tahun telah berlalu. Aku telah Lulus dengan nilai akademik yang begitu memuasakan. Aku dan Asti berencana untuk sekolah di Australia. Dan besok kita akan berangkat kesana. Kita akan menjalani kehidupan baru disana. Aku senang sekali karena orang – orang disekitarku juga merasa sangat senang. “Van, aku ma Asti udah lulus. Besok kita akan berangkat ke Ausie. Dan Alex akan tetep di Indonesia nemenin Mama. Pasti Mama akan kesepian kalo gak ada aku, jadinya aku minta alex buat nemenin Mama dirumah. Toh, dirumahnya, dia juga sendirian. Aku akna tetep doain kamu. Semoga amal kamu diterima oleh-Nya.” @@@Aku telah kembali ke negeri yang aku cintai ini. Di kota yang aku banggakan. Kota pahlawan. kota yang begitu banyak menyimpan kenangan.3 tahun telah berlalu. Tempat ini tetap tidak berubah. Tempat setiap hari kita bercanda dengan teman – teman kita. Disini, kita tertawa lepas dengan anak – anak sekolah kita.. Memang benar kata orang kalau masa SMP adalah masa dimana tak akan terlupakan. Dan aku ingin hari ini lebih baik dari kemarin. Aku juga tetap akan mendoakan agar amal ibadah kamu diterima oleh-Nya. Kini perjalananku masih belum berakhir. Semuanya masih berjalan. Bumi masih berputar. Roda kehidupan terus berjalan. Terima kasih sahabatku. Aku akan tetap menyayangi kalian sampai kapanpun, karena persahabatan sejati itu adalah sahabat yang tak terkira usia dan kehangatannya…

Sabtu, 27 November 2010

CERITA RAKYAT: Asal Mula Selat Bali

Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran.
Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, “Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya.”
Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi. Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya.
Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.
Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, “Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma.”
Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga.
Mendengar kematian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga. Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama.
“Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini,” katanya. Dalam sekejap mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali.


CERITA RAKYAT: Si Malin Kundang Jadi Batu

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.
Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah berganti tahun, ayah Malin Kundang tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin Kundang untuk mencari nafkah.
Malin Kundang termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu.  Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya.  Malin Kundang tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.
Malin Kundang mengutarakan maksudnya kepada ibunya. Ibunya semula kurang setuju dengan maksud Malin Kundang . Tetapi karena Malin Kundang terus mendesak, Ibu Malin Kundang akhirnya menyetujuinya walau dengan berat hati.
Setelah mempersiapkan bekal dan perlengkapan secukupnya, Malin Kundang segera menuju ke dermaga dengan diantar oleh ibunya. “Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan kau lupa dengan ibumu dan kampung halamannu ini, nak”, ujar Ibu Malin Kundang sambil berlinang air mata.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut . Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin Kundang segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai . Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya.
Desa tempat Malin Kundang terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin Kundang lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin Kundang setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin Kundang dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundangbeserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang.
“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tapi apa yang terjadi kemudian?
Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh.
“Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping.
“Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang.
“Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin Kundang kepada istrinya.
Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin Kundang menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang . Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

(Legenda Rakyat Minangkabau, diceritakan kembali oleh “Bunda Naila”)
Sumber: www.webgaul.com

CERITA RAKYAT: Kisah Telaga Warna

Kalau kita pergi ke daerah Puncak, Jawa Barat, di sana terdapat sebuah telaga yang bila dilihat pada hari cerah akan terkesan airnya berwarna-warni. Telaga itu namanya Telaga Warna dan konon merupakan air mata tangisan seorang ratu.
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja. Prabu, begitulah orang memanggilnya. Ia adalah raja yang baik dan bijaksana. Tak heran, kalau negeri itu makmur dan tenteram. Tak ada penduduk yang lapar di negeri itu.
Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya.. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba terdengar tangisan Ratu. Tangisannya diikuti oleh semua orang.
Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana. Mula-mula membentuk kolam kecil. Lalu istana mulai banjir. Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.
Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.

Dikisahkan kembali oleh: Renny Yaniar

LEGENDA: Ular n’Daung

Dahulu kala, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu hiduplah seorang wanita tua dengan tiga orang anaknya. Mereka sangat miskin dan hidup hanya dari penjualan hasil kebunnya yang sangat sempit. Pada suatu hari perempuan tua itu sakit keras.
Orang pintar di desanya itu meramalkan bahwa wanita itu akan tetap sakit apabila tidak diberikan obat khusus. Obatnya adalah daun-daunan hutan yang dimasak dengan bara gaib dari puncak gunung.
Alangkah sedihnya keluarga tersebut demi mengetahui kenyataan itu. Persoalannya adalah bara dari puncak gunung itu konon dijaga oleh seekor ular gaib. Menurut cerita penduduk desa itu, ular tersebut akan memangsa siapa saja yang mencoba mendekati puncak gunung itu.
Diantara ketiga anak perempuan ibu tua itu, hanya si bungsu yang menyanggupi persyaratan tersebut. Dengan perasaan takut ia mendaki gunung kediaman si Ular n’Daung. Benar seperti cerita orang, tempat kediaman ular ini sangatlah menyeramkan. Pohon-pohon sekitar gua itu besar dan berlumut. Daun-daunnya menutupi sinar matahari sehingga tempat tersebut menjadi temaram.
Belum habis rasa khawatir si Bungsu, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh dan raungan yang keras. Tanah bergetar. Inilah pertanda si Ular n’Daung mendekati gua kediamannya. Mata ular tersebut menyorot tajam dan lidahnya menjulur-julur.  Dengan sangat ketakutan si Bungsu mendekatinya dan berkata, “Ular yang keramat, berilah saya sebutir bara gaib guna memasak obat untuk ibuku yang sakit. Tanpa diduga, ular itu menjawab dengan ramahnya, “bara itu akan kuberikan kalau engkau bersedia menjadi isteriku!”
Si Bungsu menduga bahwa perkataan ular ini hanyalah untuk mengujinya. Maka iapun menyanggupinya. Keesokan harinya setelah ia membawa bara api pulang, ia pun menepati janjinya pada Ular n’Daung. Ia kembali ke gua puncak gunung untuk diperisteri si ular.
Alangkah terkejutnya si bungsu menyaksikan kejadian ajaib. Yaitu, pada malam harinya, ternyata ular itu berubah menjadi seorang ksatria tampan bernama Pangeran Abdul Rahman Alamsjah.
Pada pagi harinya ia akan kembali menjadi ular. Hal itu disebabkan oleh karena ia disihir oleh pamannya menjadi ular. Pamannya tersebut menghendaki kedudukannya sebagai calon raja.
Setelah kepergian si bungsu, ibunya menjadi sehat dan hidup dengan kedua kakaknya yang sirik. Mereka ingin mengetahui apa yang terjadi dengan si Bungsu. Maka merekapun berangkat ke puncak gunung. Mereka tiba di sana diwaktu malam hari.
Alangkah kagetnya mereka ketika mereka mengintip bukan ular yang dilihatnya tetapi lelaki tampan. Timbul perasaan iri  dalam diri mereka. Mereka ingin memfitnah adiknya.
Mereka mengendap ke dalam gua dan mencuri kulit ular itu. Mereka membakar kulit ular tersebut. Mereka mengira dengan demikian ksatria itu akan marah dan mengusir adiknya itu. Tetapi yang terjadi justru kebalikannya. Dengan dibakarnya kulit ular tersebut, secara tidak sengaja mereka membebaskan pangeran itu dari kutukan.
Ketika menemukan kulit ular itu terbakar, pangeran menjadi sangat gembira. Ia berlari dan memeluk si Bungsu. Di ceritakannya bahwa sihir pamannya itu akan sirna kalau ada orang yang secara suka rela membakar kulit ular itu.
Kemudian, si Ular n’Daung yang sudah selamanya menjadi Pangeran Alamsjah memboyong si Bungsu ke istananya. Pamannya yang jahat diusir dari istana. Si Bungsu pun kemudian mengajak keluarganya tinggal di istana. Tetapi dua kakaknya yang sirik menolak karena merasa malu akan perbuatannya.

Sumber: www.seasite.niu.edu
(Disarikan dari Abdul Hakim. Selusin Cerita Rakyat, CV Danau Singkarak, 1980)

LEGENDA: Asal Usul Kota Banyuwangi

Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.
“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.
“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.
Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.
Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya.
Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.
“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.
Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Sumber: e-smartschool.com yang diambil dari elexmedia

HIKAYAT: Batu Dan Pohon Ara

Alkisah pada suatu saat di sebuah negeri di timur tengah sana. Seorang
saudagar yang sangat kaya raya tengah mengadakan perjalanan bersama
kafilahnya. Diantara debu dan bebatuan, derik kereta diselingi dengus kuda
terdengar bergantian. Sesekali terdengar lecutan cambuk sais di udara. Tepat
di tengah rombongan itu tampaklah pria berjanggut, berkain panjang dan
bersorban ditemani seorang anak usia belasan tahun. Kedua berpakaian indah
menawan. Dialah Sang Saudagar bersama anak semata wayang nya. Mereka duduk
pada sebuah kereta yang mewah berhiaskan kayu gofir dan permata yaspis.
Semerbak harum bau mur tersebar dimana-mana. Sungguh kereta yang mahal.
 
Iring-iringan barang, orang dan hewan yang panjang itu berjalan perlahan,
dalam kawalan ketat para pengawal.Rombongan itu bergerak terus hingga pada
suatu saat mereka berada di sebuah tanah lapang berpasir. Bebatuan tampak
diletakkan teratur di beberapa tempat. Pemandangan ini menarik bagi sang
anak sehingga ia merasa perlu untuk bertanya pada ayahnya.
 
"Bapa, mengapa tampak oleh ku bebatuan dengan teratur tersebar di sekitar
daerah ini. Apakah gerangan semua itu ?".
 
"Baik pengamatan mu, anak ku", jawab Ayahnya,"bagi orang biasa itu hanyalah
batu, tetapi bagi mereka yang memiliki hikmat, semua itu akan tampak
berbeda".
 
"Apakah yang dilihat oleh kaum cerdik cendikia itu, Bapa ?", tanya anaknya
kembali.
 
"Mereka akan melihat itu sebagai mutiara hikmat yang tersebar, memang hikmat
berseru-seru dipinggir jalan, mengundang orang untuk singgah, tetapi sedikit
dari kita yang menggubris ajakan itu.".
 
"Apakah Bapa akan menjelaskan perkara itu pada ku?"
 
"Tentu buah hatiku", sahut Sang Saudagar sambil mengelus kepala anaknya.
 
"Dahulu, ketika aku masih belia, hal ini pun menjadi pertanyaan di hati ku.
Dan kakek mu, menerangkan perkara yang sama, seperti saat ini aku
menjelaskan kepadamu. Pandanglah batu-batu itu dengan seksama. Di balik batu
itu ada sebuah kehidupan. Masing-masing batu yang tampak oleh mu sebenarnya
sedang menindih sebuah biji pohon ara."
 
"Tidakkah benih pohon ara itu akan mati karena tertindih batu sebesar itu
Bapa ?"
 
"Tidak anak ku. Sepintas lalu memang batu itu tampak sebagai beban yang akan
mematikan benih pohon ara. Tetapi justru batu yang besar itulah yang membuat
pohon ara itu sanggup bertahan hidup dan berkembang sebesar yang kau lihat
di tepi jalan kemarin".
"Bilakah hal itu terjadi Bapa ?"
 
"Batu yang besar itu sengaja diletakkan oleh penanamnya menindih benih pohon
ara. Mereka melakukan itu sehingga benih itu tersembunyi terhadap hembusan
angin dan dari mata segala hewan. Samapai beberapa waktu kemudian benih itu
akan berakar, semakin banyak dan semakin kuat. Walau tidak tampak kehidupan
di atas permukaannya, tetapi dibawah, akarnya terus menjalar. Setelah dirasa
cukup barulah tunas nya akan muncul perlahan. Pohon ara itu akan tumbuh
semakin besar dan kuat hingga akhirnya akan sanggup menggulingkan batu yang
menindihnya. Demikianlah pohon ara itu hidup. Dan hampir di setiap pohon ara
akan kau temui, sebuah batu, seolah menjadi peringatan bahwa batu yang
pernah menindih benih pohon ara itu tidak akan membinasakannya. Selanjutnya
benih itu menjadi pohon besar yang mampu menaungi segala mahluk yang
berlindung dari terik matahari yang membakar."
 
"Apakah itu semua tentang kehidupan ini Bapa ?", tanya anaknya.
 
Sang Saudagar menatap anaknya lekat-lekat sambil tersenyum, kemudian
meneruskan penjelasannya.
 
"Benar anak ku. Jika suatu saat engkau di dalam masa-masa hidupmu, merasakan
terhimpit suatu beban yang sangat berat ingatlah pelajaran tentang batu dan
pohon ara itu. Segala kesulitan yang menindihmu, sebenarnya merupakan sebuah
kesempatan bagi mu untuk berakar, semakin kuat, bertumbuh dan akhirnya
tampil sebagai pemenang. Camkanlah, belum ada hingga saat ini benih pohon
ara yang tertindih mati oleh bebatuan itu. Jadi jika benih pohon ara yang
demikian kecil saja diberikan kekuatan oleh Sang Khalik untuk dapat
menyingkirkan batu diatasnya, bagaimana dengan kita ini. Dzat Yang Maha
Perkasa itu bahkan sudah menanamkan keilahian-Nya pada diri-diri kita. Dan
menjadikan kita, manusia ini jauh melebihi segala mahluk dimuka bumi ini.
Perhatikanlah kata-kata ini anak ku. Pahatkan pada loh-loh batu hatimu,
sehingga engkau menjadi bijak dan tidak dipermainkan oleh hidup ini. Karena
memang kita ditakdirkan menjadi tuan atas hidup kita."
 
***

HIKAYAT: Bunga Kemuning

Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka. 

Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.

Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?" tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.

Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya. 

Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya. 

"Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah. "Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja. 

Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat the, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri. 

Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi. 

Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas. 

Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan. 

Moral : Kebaikan akan membuahkan hal-hal yang baik, walaupun kejahatan sering kali menghalanginya. 

HIKAYAT: GUNUNG TIDAR DAN TOMBAK KIAI PANJANG

Di Magelang terdapat sebuah bukit yang berada di tengah-tengah kota. Bukit itu sangat terkenal karena menjadi salah satu tempaan para taruna AKABRI. Bahkan bukit itu menjadi salah satu ciri khas kota itu. Namanya bukit Tidar, atau lebih dikenal sebagai Gunung Tidar. Konon Gunung Tidar merupakan pusat atau titik tengah Pulau Jawa. 

Syahdan, dahulu kala Tanah Jawa ini masih berupa hutan belantara yang tiada seorangpun berani tinggal di sana. Sebagian besar wilayah Jawa ini dahulu masih dikuasai berbagai makhluk halus. Konon Tanah Jawa yang dikelilingi laut ini bak perahu yang mudah oleng oleh ombak laut yang besar. Maka melihat itu para dewata segera mencari cara untuk mengatasinya. 

Maka berkumpullah para dewa untuk membahas persoalan Tanah Jawa yang tidak pernah tenang oleh hantaman ombak itu. Diutuslah sejumlah dewa untuk tugas menenangkan pulau ini. Mereka membawa sejumlah bala tentara menuju Pulau Jawa sebelah barat. Namun, tiba-tiba Pulau Jawa kembali oleng dan berat sebelah karena para dewa dan bala tentara hanya menempati wilayah barat. Agar seimbang, sebagian dikirim ke timur. Namun usaha ini tetap gagal. 

Melihat kenyataan itu maka para dewa sibuk mencari jalan pemecahan. Setelah beberapa waktu berembug, maka didapatkanlah sebuah ide cemerlang. Mau tak mau para dewa harus menciptakan sebuah paku raksasa, dan paku itu akan ditancapkan di pusat Tanah Jawa, yaitu titik tengah yang dapat menjadikan Pulau Jawa seimbang. Paku raksasa yang ditancapkan itu konon dipercaya sebagian masyarakat sebagai Gunung Tidar. Dan setelah paku raksasa itu ditancapkan, Pulau Jawa menjadi tenang dari hantaman ombak.
Menurut kepercayaan sebagian masyarakat, Gunung Tidar pada mulanya hanya ditinggali oleh para jin dan setan yang konon dipimpin oleh salah satu jin bernama Kiai Semar. Kiai Semar tidak sama dengan tokoh Semar dalam dunia pewayangan. Kiai Semar yang menguasai Gunung Tidar ini konon jin sakti yang terkenal seram. Setiap ada manusia yang mencoba untuk tinggal di sekitar Gunung Tidar, maka tak segan Kiai Semar mengutus anak buahnya yang berupa raksasa-raksasa dan genderuwo untuk memangsanya.

Alkisah, datanglah seorang manusia yang terkenal berani untuk mencoba membuka wilayah Tidar untuk ditinggali. Ksatria berani ini berasal dari tanah jauh. Konon ia berasal dari negeri Turki, bernama Syekh Bakir dan ditemani Syekh Jangkung. Kedua syekh ini disertai juga oleh tujuh pasang manusia, dengan harapan dapat mengembangkan masyarakat yang kelek mendiami wilayah itu.

Mendengar kabar itu, Kiai Semar murka. Diseranglah mereka oleh anak buah Kiai Semar, dan tiada seorangpun yang selamat kecuali Syekh Bakir yang sakti, soleh, dan sabar. Setelah bertapa selama 40 hari 40 malam, ia bertemu dengan Kiai Semar.

“Hei, Ki Sanak, berani benar kau berada di wilayah kekuasaanku tanpa permisi. Siapakah engkau dan apa 
maumu berada di wilayah ini,” kata Kiai Semar.

“Duh penguasa wilayah Tidar, ketahuilah olehmu bahwa namaku Syekh Bakir, asalku dari negeri Turki nun jauh di sana. Adapun kedatanganku kemari untuk membuka tempat dan aku akan tinggal di sini bersama saudara dan sahabatku,” jawab Syekh Bakir dengan tenang. 

“Adakah kau tahu bahwa daerah ini adalah daerah kekuasaanku? Siapapun tak boleh tinggal di sini. Jika tiada peduli, maka akau akan mnegutus anak buahku untuk menumpas kalian tanpa sisa.” 

“Hai engkau yang mengaku sebagai penguasa Gunung Tidar, tidakkah kau tahu bahwa tiada yang dapat melebihi kekuasaan Allah? Allah menciptakan manusia untuk menjaga dan memelihara alam semesta ini, bukan untuk menguasainya secara semena-mena,” kata Syekh Bakir. 

“Hei manusia, sebelum kemarahanku memuncak, tinggalkan tempat ini! Ketahuilah bahwa tempat ini sudah menjadi milikku, dan jangan mencoba merampasnya.” Syekh Bakir terdiam. 

Mendengar ancaman Kiai Semar, ia lalu mengalah. Tetapi bukan berarti ia menyerah kalah. Tetapi sebaliknya Syekh Bakir hendak menyiapkan diri lebih baik untuk mengalahkan Kiai Semar dan bala tentaranya.
Sesampai di negeri Turki, ia mengambil sebuah tombak sakti yang bernama Kiai Panjang. Selain itu, iapun menyiapkan lebih banyak lagi manusia yang akan diajak serta untuk membuka tempat tinggal baru di Tidar. 

Sesampai kembali di Tidar, berpasang-pasang manusia yang diajak serta oleh Syekh Bakir tinggal lebih dulu di daerah sebelah timur Gunung Tidar yang sekarang dikenal dengan nama desa Trunan. Konon desa itu berasal dari makna “turunan”. Ada yang mengatakan arti dari turunan itu adalah keturunan, tetapi ada yang menganggapnya sebagai daerah pertama kali sahabat-sahabat Syekh Bakir diturunkan dan tinggal di tempat itu untuk sementara waktu. 

Setelah itu Syekh Bakir berangkat sendiri ke puncak Gunung Tidar untuk bersemadi. Tombak pusaka sakti Syekh Bakir ditancapkan tepat di puncak Tidar sebagai penolak bala. Dan benar, tombak sakti itu menciptakan hawa panas yang bukan main bagi Kiai Semar dan wadyabalanya.
Merekapun lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar. Kiai Semar dan sebagian tentaranya melarikan diri ke timur dan konon hingga sekarang menempati daerah Gunung Merapi yang masih dipercaya sebagian masyarakat sebagai wilayah yang angker. Bahkan sebagian lagi anak buah Kiai Semar ada yang melarikan diri ke alas Roban, bahkan ke Gunung Srandil. Tombak itu sekarang masih dijaga oleh masyarakat dan dimakamkan di puncak Gunung Tidar dengan nama Makam Tombak Kiai Panjang. 

Dengan adanya tombak sakti itu, maka amanlah Gunung Tidar dari kekuasaan para jin dan makhluk halus. Syekh Bakirpun akhirnya memboyong sahabat-sahabatnya untuk membuka tempat tinggal baru di Gunung Tidar dan sekitarnya. 

Ditulis oleh: Dorothea Rosa Herliany

Jumat, 26 November 2010

ARTIKEL:Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan

Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam (qath’i) dalam Kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk taqarrub kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan juga menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman ALLAH (yang artinya) : “Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu’, dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yan berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar” [A-Ahzab : 35]

Dan firman ALLAH (yang artinya) : “Dan kalau kalian puasa, itu lebih baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya” [Al-Baqarah : 184].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam hadits yang shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka. Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mengkhususkan satu pintu surga untuk orang yang puasa. Puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang besar, keutamaan yang agung ; dijelaskan secara rinci dalam hadits-hadits shahih berikut ini, dijelaskan dengan penjelasan yang sempurna.

1. Puasa Adalah Perisai [Pelindung]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh orang yang sudah kuat syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, menjadikannya sebagai wijaa’[memutuskan] bagi syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga bisa terkontrol, menenangkan seluruh anggota badan, serta seluruh kekuatan (yang jelek) ditahan hingga bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang dhahir dan kekuatan bathin.

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba’ah [mampu dgn berbagai macam persiapannya] hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa’ (pemutus syahwat) baginya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa surga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syahwat. Jika telah jelas demikian -wahai muslim- sesungguhnya puasa itu menghancurkan syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang puasa dari neraka. Oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka.

Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya) : “Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” [Hadits Riwayat Bukhari 6/35, Muslim 1153 dari Abu Sa'id Al-Khudry, ini adalah lafadz Muslim. Sabda Rasulullah : "70 musim" yakni : perjalanan 70 tahun, demikian dikatakan dalam Fathul Bari 6/48].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka” [Hadits Riwayat Ahmad 3/241, 3/296 dari Jabir, Ahmad 4/22 dan Utsman bin Abil 'Ash. Ini adalah hadits yang shahih].

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka di antara dia dan neraka ada parit yang luasnya seperti antara langit dengan bumi” [Dikeluarkan oleh Tirmidzi no. 1624 dari hadits Abi Umamah, dan di dalam sanadnya ada kelemahan. Al-Walid bin Jamil, dia jujur tetapi sering salah, akan tetapi di dapat diterima. Dan dikeluarkan pula oleh At-Thabrani di dalam Al-Kabir 8/260,274, 280 dari dua jalan dari Al-Qasim dari Abi Umamah. Dan pada bab dari Abi Darda', dikeluarkan oleh Ath-Thabrani di dalam Ash-Shagir 1/273 di dalamnya terdapat kelemahan. Sehingga hadits ini SHAHIH].

Sebagian ahlul ilmi telah memahami bahwa hadits-hadits tersebut merupakan penjelasan tentang keutamaan puasa ketika jihad dan berperang di jalan Allah. Namun dhahir hadits ini mencakup semua puasa jika dilakukan dengan ikhlas karena mengharapkan wajah Allah Ta’ala, sesuai dengan apa yang dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalm termasuk puasa di jalan Allah (seperti yang disebutkan dalam hadits ini).

2. Puasa Bisa Memasukkan Hamba ke Surga
Engkau telah tahu wahai hamba yang taat -mudah-mudahan Allah memberimu taufik untuk mentaati-Nya, menguatkanmu dengan ruh dari-Nya- bahwa puasa menjauhkan orang yang mengamalkannya ke bagian pertengahan surga.

Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu katanya, “Aku berkata (kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) : “Wahai Rasulullah, tunjukkan padaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga.? Beliau menjawab : “Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu” [Hadits Riwayat Nasa'i 4/165, Ibnu Hibban hal. 232 Mawarid, Al-Hakim 1/421, sanadnya Shahih]

3. Pahala Orang Puasa Tidak Terbatas (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)

4. Orang Puasa Punya Dua Kegembiraan (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)

5. Bau Mulut Orang Yang Puasa Lebih Wangi dari Baunya Misk (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa [Baginya pahala yang terbatas, kecuali puasa karena pahalanya tidak terbatas] , karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah : ‘Aku sedang berpuasa’ [1]. Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesunguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau misk[2] orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya” [Bukhari 4/88, Muslim no. 1151, Lafadz ini bagi Bukhari].

Di dalam riwayat Bukhari (disebutkan) (yang artinya) : “Meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena puasa untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang semisal dengannya”

Di dalam riwayat Muslim (yang artinya) : “Semua amalan bani Adam akan dilipatgandakan, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang semisal dengannya, sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman : “Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dia (bani Adam) meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku” Bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan ; gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang puasa di sisi Allah adalah lebih wangi daripada bau misk”

6. Puasa dan Al-Qur’an Akan Memberi Syafa’at Kepada Ahlinya di hari Kiamat

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafa’at karenaku”. Al-Qur’an pun berkata : “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafa’at karenaku” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Maka keduanya akan memberi syafa’at” [3]

7. Puasa Sebagai Kafarat
Diantara keistimewaan puasa yang tidak ada dalam amalan lain adalah ; Allah menjadikannya sebagai kafarat bagi orang yang memotong rambut kepalanya (ketika haji) karena ada udzur sakit atau penyakit di kepalanya, kaparat bagi yang tidak mampu memberi kurban, kafarat bagi pembunuh orang kafir yang punya perjanjian karena membatalkan sumpah, atau yang membunuh binatang buruan di tanah haram dan sebagai kafarat zhihar. Akan jelas bagimu dalam ayat-ayat berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Dan sempurnakanlah olehmu ibadah haji dan umrah karena Allah ; maka jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau sakit), maka wajib menyembelih kurban yang mudah didapat. Dan janganlah kamu mencukur rambut kepalamu, hingga kurban itu sampai ke tempat penyembelihannya. Jika ada diantaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercu kur), maka wajib atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkurban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) kurban yang mudah di dapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluargannya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Makkah). Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya” [Al-Baqarah : 196]

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya) : “Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat (denda) yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” [An-Nisaa' : 92]

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “ Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah kamu yang kamu sengaja, maka kafarat (melanggar) sumpah itu ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kafaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kafarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)” [Al-Maidah : 89]

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Orang-orang yang menzhihar isteri mereka kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajib atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih” [Al-Mujaadiliah : 3-4]

Demikian pula, puasa dan shadaqah bisa menghapuskan fitnah seorang pria dari harta, keluarga dan anaknya. Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Fitnah pria dalam keluarga (isteri), harta dan tetangganya, bisa dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah” [Hadits Riwayat Bukhari 2/7, Muslim 144]

8. Ar Rayyan Bagi Orang yang Puasa
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (bahwa beliau) bersabda (yang artinya) : “Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terkahir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum, dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/95, Muslim 1152, dan tambahan lafadz yang akhir ada pada riwayat Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1903]

Footnote.
1. Dengan ucapan yang terdengar oleh si pencerca atau orang yang mengganggu tersebut, ada yang mengatakan : diucapkan di dalam hatinya agar tidak saling mencela dan saling memerangi. Yang pertama lebih kuat dan lebih jelas, karena ucapan secara mutlak adalah dengan lisan, adapun bisikan jiwa dibatasi oleh sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah : “Sesunguhnya Allah memaafkan bagi umatku apa yang terbetik dalam hatinya selama belum diucapkan atau diamalkannya” (Muttafaqun ‘alaih). Maka jelaslah bahwa ucapan itu mutlak tidak terjadi kecuali oleh ucapan yang dapat dididengar dengan suara yang terucap dan huruf. Wallahu a’lam.

2. Lihat apa yang telah ditulis oleh Ibnul Qayyim dalam Al-Wabilu Shayyin minal Kalami At-Thayyib hal.22-38

3. Diriwayatkan oleh Ahmad 6626, Hakim 1/554, Abu Nu’aim 8/161 dari jalan Huyaiy bin Abdullah dari Abdurrahman Al-hubuli dari Abdullah bin ‘Amr, dan sanadnya hasan. Al-Haitsami berkata di dalam Majmu’ Zawaid 3/181 setelah menambah penisbatannya kepada Thabrani dalam Al-Kabir : “Dan perawinya adalah perawi shahih”
Faedah : Hadits ini dan yang semisalnya dari hadits-hadits yang telah warid yang menyatakan bahwa amalan itu berjasad, wajib diimani dengan keimanan yang kuat tanpa mentahrif atau mentakwilnya, karena demikianlah manhajnya salafus shalih, dan jalannya mereka tidak diragukan lebih selamat, lebih alim dan bijaksana (tepat).
Cukuplah bagimu bahwa itu adalah salah satu syarat iman. Alla Ta’ala berfirman.
(yang artinya) : “(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugrahkan kepada mereka” [Al-Baqarah : 3]